Warga Kecamatan Tarumajaya dan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tak mau lagi jadi bagian kabupaten itu, dan ingin gabung dengan Kota Bekasi. Alasannya, perkembangan di kabupaten sangat lambat dan aparatnya dianggap tak serius mengurus warganya.
Ketua Karang Taruna Kecamatan Babelan, Abdul Sukur, Minggu (30/5/2010), mengatakan, dari aspek pelayanan publik, masyarakat Tarumajaya dan Babelan lebih dekat ke Kota Bekasi daripada ke pusat Kabupaten.
"Salah satu yang paling gampang adalah pelayanan kesehatan di RSUD. Masyarakat di dua kecamatan tersebut lebih sering berobat ke RSUD Kota Bekasi daripada ke RSUD Kabupaten Bekasi, yang berada di Cibitung," katanya.
Sementara masyarakat di Kecamatan Tarumajaya lebih memilih berobat ke RS Koja Jakarta Utara. Belum lagi pertimbangan lainnya seperti pengurusan dokumen ke Pemkab Bekasi yang terletak di Cikarang Pusat, dengan masa tempuh sekitar satu setengah jam.
"Selain itu, selama 60 tahun berdiri, angka kemiskinan dan putus sekolah di dua daerah tersebut juga semakin meningkat. Artinya, Pemkab Bekasi tidak serius mengurusi rakyatnya," katanya.
...selama 60 tahun berdiri, angka kemiskinan dan putus sekolah di dua daerah tersebut juga semakin meningkat. Artinya, Pemkab Bekasi tidak serius mengurusi rakyatnya...
Hal itu, kata dia, sangat berbanding terbalik dengan Kota Bekasi yang pertumbuhannya sangat cepat, begitu juga tingkat pelayanan dan kesejahteraan masyarakatnya.
"Kami ingin bergabung ke Kota Bekasi saja. Kerangkanya adalah percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kami berharap Kota Bekasi mau menerima Babelan dan Tarumajaya bergabung," ujar Sukur.
Hal senada juga diungkapkan Mutawakil, Ketua Badan Perwakilan Desa Samudra Jaya Kecamatan Tarumajaya. Menurut dia, asprasi ini sudah mendapat persetujuan delapan desa di Tarumajaya. Alternatifnya, selain bergabung ke Kota Bekasi, juga ke DKI Jakarta.
"Saudara kami banyak di kota. Jadi, kenapa tidak bergabung dengan kota saja. Apalagi sekarang kota sudah terbukti lebih maju daripada kabupaten," kata Mutawakil.
Syahid Qurtubi, dari Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M), mengatakan, kasus seperti itu sudah kerap terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Saat ini warga masyarakat butuh kepastian pelayanan dari pemerintah daerah.
"Sebab, selama ini Pemkab Bekasi tidak pernah mempedulikan masyarakat Bekasi Utara. Buktinya agenda pemekaran yang sudah melalui penelitian akademis dan persetujuan DPRD saja tidak dijalankan," katanya.
Selain itu, indikator pertumbuhan pembangunan di Kabupaten Bekasi juga nyaris tidak berjalan, berbeda dengan Kota Bekasi yang sangat pesat.
"Sebut saja dari sisi infrastruktur, pelayanan kesehatan dan pendidikan, serta dari banyak aspek lainnya. Terlepas dari adanya kekurangan di kota Bekasi, setidaknya masih lebih bagus ketimbang kabupaten," katanya, memberi contoh.
Akademisi dari Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi, Yayan Rudyanto, memaklumi keinginan masyarakat Babelan dan Tarumajaya. Meskipun Undang-undang Otonomi Daerah tidak mengatur hal tersebut namun bisa dilakukan terobosan dan kajian yang lebih mendalam.
...selama ini Pemkab Bekasi tidak pernah mempedulikan masyarakat Bekasi Utara...
Sumber :
http://www.voa-islam.net/news/indonesia/2010/05/31/6563/kesejahteraan-tak-terurusdua-kecamatan-'ogahikut-kabupaten-bekasi/
31 mei 2010
"Jika dilihat dari geografis dan kultur, Tarumajaya dan Babelan memang memiliki kedekatan dengan Kota Bekasi," kata Yayan. [taz/kmps]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar